ANOTHER STORY #6

"Vin, aku dapat kiriman surat dari Bang Rendi" seruku begitu melihat Kevin di depan kelas.

"Cuma surat?"

"Sama prangko-prangko Jepang, aku kan bilang kalo aku suka koleksi prangko hehehe"

"Mintaaa dong Bi"

Aku menjulurkan lidahku.

"Pokoknya aku minta! Aku kan your best friend"

"Boleh, tapi satu aja ya"

"Pelit! Kita kan udah buat janji, apapun yang kita dapat sebagai hadiah harus adil baginya"

"Yeee, kapan loe adilnya ma aku?"

"Ya itu kan derita loe Bi hehehehe"

"Yawdah, aku kasih lebih banyak, tapi aku masih mau bagi ma Ivan dan Fajar"

"Pokoknya bagi dua aja dulu, masalah bagian loe mau dibagi ma Ivan dan Fajar itu keputusan loe deh"

"Enak aja!" aku pun menjitak kepala Kevin.

"Bi, apa isi suratnya?"

"Ntar aku bacain"

Bocah, apa kabar? Pasti baik-baik aja. Masih suka main video game? Di sini banyak loh Game Center, kalo liat Game Center Abang jadi inget kamu Bi. Abang pulangnya masih nambah 2 minggu lagi padahal Abang udah kangen sama Palembang. Sekarang Bunga Sakura sedang mekar, kemarin Abang ikutan Hanami, rame banget Bi, semuanya pada piknik sambil liat Bunga Sakura mekar, Abang kirim foto-fotonya, jangan iri ya hehehehehe suatu saat kamu pasti bisa ke Jepang. Abang juga kasih prangko cukup banyak biar kamu bisa bagi sama teman-teman kamu. Kalo oleh-oleh yang kamu minta nanti Abang kasih setelah Abang pulang. Kamu jangan bandel ya. Abang mau siap-siap berangkat ke Hokkaido. Surat abang ga usah dibalas karena Abang ga menetap di satu tempat sebulan ini. Sampai ketemu di Palembang. Abang sayang kamu bocah.

"Mmmhhh... Tuh, kan ada kata-kata bagi sama temenmu, artinya aku punya bagian dong!" seru Kevin.

"Iya! Sompret loe Vin. Dasar ga mau rugi!"

"Vin keren ya kalo Bunga Sakura mekar" seruku takjub melihat foto-foto Bang Rendi dengan latar Sakura yang sedang mekar.

"Mana? Liat dong Bi"

Aku menyerahkan foto-foto itu pada Kevin.

"Kerennn, persis kayak di komik-komik. Eh, ini ya Kakak Misterius-mu itu? Cakep, beneran mirip Dale Midkiff ya Bi"

"Tuh kan, kemarin-kemarin loe ngatain aku rabun"

"Ya maaf, loe kan kadang suka mendramatisir keadaan Bi, hehehehe"

"Yok kita cari Fajar ma Ivan dulu Vin, kan mau bagi-bagi prangko"

"Aku pilih-pilih dulu ya"

"Ga boleh, itu curang namanya"

"Tobiii"

"No way!!!"

"Tob..."

"Ngerti gak sih kata tidak?" ujarku mulai jengkel.

"Bukan itu dodol! Aku cuma mau bilang, kalo aku setuju Bang Rendi dekat sama kamu, karena dia orangnya baik hehehehe"

"Sejak kapan kamu jadi ibuku hahahaha, kamu setuju ga setuju, aku bakal tetep temenan ma Bang Rendi kok"

"TOBIAS VARIANO, sebagai ONE OF YOUR VERY BEST EVER FRIEND, aku wajib menyeleksi siapa yang boleh jadi temen baikmu, ingat semboyan kita ALL FOR ONE AND ONE FOR ALL" Kevin mengingatkanku pada janji kami berempat di kelas 1 SMP dulu.

"Iya KEVIN ADITYA MY VERY BEST FRIEND EVER IN THE WORLD aku gak akan lupa janji kita untuk tetap bersahabat hingga akhir hayat, meski sejak mengenal kamu, batinku sering tersiksa oleh ke-egoisanmu hahahahaha"

"Sialan, hehehehe. Itu kan derita loe Tobi" Kevin tertawa.

Aku tersenyum. Ya, meskipun aku sayang Bang Rendi seperti aku menyayangi keempat sahabatku, tapi mereka ga akan tergantikan. Bang Rendi punya tempat spesial di hatiku, begitu juga Kevin dan yang lainnya, terutama Kevin yang paling dekat denganku, meski terkadang suka nyebelin dengan sifat egoisnya yang amat sangat itu, tapi aku bisa merasakan emosi kami terikat kuat, mungkin karena kemiripan sifat dan hobi kami berdua.

"Bi, cepetan, lelet amat sih, nanti kantinnya penuh"

"Iya! Ga sabaran amat sih"

Aku pun menyimpan surat dan foto-foto Bang Rendi dengan hati-hati ke dalam tas ku sebelum berlari menyusul Kevin menuju kelas Fajar dan Ivan.


...bersambung...