UN GARÇON PAS COMME LES AUTRES
Aku menapakkan kakiku di tempat tinggal baruku, sebuah flat kecil dan lumayan murah (bagi orang perancis mungkin murah) di Kota Paris. Sudah dua minggu aku menetap di Kota Mode ini, dengan memanfaatkan kesempatan dan bekerja keras, akhirnya aku berhasil mendapatkan beasiswa dalam program France – Indonesia Scholarship. Meskipun aku memperoleh uang saku yang cukup, tetapi untuk membeli beberapa keperluan aku membutuhkan uang. Karena itu aku bekerja sambilan di sebuah café.
Ziggy, il’s apelle Ziggy, je suis folle de lui
La premiere fois que je lai vu, je m ‘suis jetée sur lui dans la rue
J’lui ai seulement dit, que j’avais enuie de lui….
Ziggy, nama cowok itu Ziggy, aku tergila-gila padanya. Sebenarnya namanya Luc, tetapi semua temannya memanggil Ziggy. Dia sangat tampan, wajahnya begitu klasik, hidung aristokrat, tubuh yang tinggi dan tegap, matanya berwarna biru kelabu sangat indah, aku kadang berpikir, mungkin dia keturunan bangsawan Perancis. Pertama kali aku bertemu dengannya merupakan peristiwa yang sangat konyol dan sangat memalukan. Saat itu aku hampir terlambat kuliah, setengah berlari aku mengejar waktu, trotoar yang licin karena hujan semalam membuatku kehilangan keseimbangan, aku pun tergelincir dan jatuh menabraknya, untungnya dia sangat kokoh sehingga kami tidak terjatuh ke trotoar. Aku memeluknya cukup erat, seolah-olah sengaja menjatuhkan diri dalam pelukannya, mukaku merah padam, tetapi dia tersenyum manis dan menuntunku berdiri.
“Lain kali, berhati-hatilah, Nona!” ucapnya waktu itu.
Kejadian itu begitu berkesan bagiku, sepanjang hari wajahnya selalu terbayang dalam pikiranku. Keberuntungan ternyata berpihak padaku, dia tinggal di apartemen di seberang apartemenku. Kami sering berpapasan, dan aku memulai sedikit pembicaraan saat bersama-sama mengantri di pasar swalayan. Aku akhirnya mengetahui namanya adalah Luc, dia bekerja di sebuah toko musik di dalam butik pakaian. Dia begitu menyukai musik dan sangat pandai bergaul. Dalam waktu dua minggu, kami sudah menjadi akrab, dia mengenalkanku pada teman-temannya, dan mulai saat itu, aka pun mulai memanggilnya Ziggy, seperti teman-temannya yang lain. Semakin lama, perasaanku semakin dalam kepadanya.
“Ziggy!” panggilku, aku melihatnya melintas di depan café tenda tempatku bekerja.
“Jadi, kau bekerja disini?” serunya membalas panggilanku.
“Oui! Datanglah sesekali bersama yang lain, minum kopi, mungkin aku bisa mendapatkan bonus tambahan jika membawa tamu” kataku bergurau.
“Pasti, kita kan bersahabat, sampai nanti, aku masih harus bekerja!” serunya. Aku mengangguk dan tersenyum.
Pernah aku tanpa sadar mengungkapkan perasaanku padanya. Dia hanya tersenyum begitu manis tanpa berkata apa-apa. Wajahku memerah, aku tau dia hanya menganggapku teman baik saja, tetapi perasaanku padanya takkan pernah bisa sirna, aku masih mencintainya sama seperti sejak pertama kali aku melihatnya, hampir di setiap halaman buku catatanku bertuliskan namanya. “ Je t’aime Ziggy !” desahku dalam hati.
Il etait quatre heures du matin
J’ etais seulle et j’avais besoin
De parler a quelqu’un. Il m’a dit urens prendre un café
Et on s’est raconte nos vies, on a ri, on a pleure
Semalam aku merasa begitu kesepian, aku merindukan teman-teman dan nenekku di Palembang. Disini aku hampir tidak mempunyai teman karib kecuali Ziggy, kadang-kadang aku ingin berbagi kesedihan dengan orang lain. Aku begitu kesepian dan memutuskan untuk menelponnya.
“Alo! Ziggy, ini Linda, kau masih terjaga?”.
“Oui! Ada apa sayang ?” tanyanya.
“Aku kesepian, aku rindu kampung halamanku”, seruku hampir menangis.
“Ssh…jangan bersedih, datanglah kemari, kita akan berbagi cerita sambil minum kopi!” serunya.
Aku melihat jam weker. Masih pukul 04.00 pagi. Aku segera mengambil jaketku, udara di Paris musim ini sangat dingin, kemudian aku berlari kecil menyebrang menuju apartemennya.
“Silakan masuk sayang!” serunya membuka pintu dan mengecup kedua pipiku.
Aku menangis tersedu menumpahkan kesedihanku di pundaknya, dia mengusap kepalaku dan menghiburku, kemudian menceritakan lelucon-lelucon kecil tentang teman-temannya hingga membuatku tertawa, akhirnya aku tertidur dalam pangkuannya yang hangat.
Ziggy, Il s’apelle Ziggy.
C’est mon seul ami.
Dans sa téte y’a qued’ la musique.
Il vent disques dans une boutique.
On dirait qu’il vit dans une autre galaxie.
Aku membuka mataku, tearasa agak berat.
“Bon matin! secangkir kopi hangat ” seru Luc menyapaku. Aku baru sadar kalau tertidur di apartemen Luc.
“Bon matin mon ami, merci beacoup !” seruku menerima cangkir darinya.
“Apakah kau menyukai musik, Linda ?” tanya Luc sambil memutar CD playernya. Suara merdu Céline Dion mengalun dengan indah.
“Oui, aku suka lagu pop dan ballad, aku orang yang sentimentil” jawabku.
“Kalau aku sangat menyukai musik, hampir semua jenis musik aku sukai” ucap Ziggy.
“Tentu saja Ziggy, kau kan bekerja dengan musik setiap hari” ujarku tertawa
“Aku akan menciptakan sebuah lagu untukmu, Linda, sehingga jika kau bersedih, kau dapat mendengarnya dan kembali ceria” serunya.
“Aku senang sekali” kataku terharu, cowok ini benar-benar baik hati.
“Musik adalah hidupku, aku berharap suatu saat nanti salah satu laguku akan dinyanyikan oleh penyanyi terkenal, Céline Dion misalnya !” serunya berkhayal.
“Dasar pemimpi !” seruku tertawa, menimpuknya dengan bantal, dia menghindar dan membalas menimpukku dengan bantal. Oh Tuhan betapa aku mencintai pria ini.
“Hei ! ada apa ? mengapa kau nenatapku seperti itu ? ada yang salah ?” tanyanya bingung.
“Tidak apa-apa, Ziggy ! kau adalah teman terbaik yang pernah kumiliki, mon seul ami !” jawabku.
“Mengapa sih kau ikut-ikutan memanggilku Ziggy !” serunya pura-pura cemberut, wajahnya lucu sekali.
“Oui, Ziggy from other galaxy !” cibirku, dia melemparku dengan bantal.
“Jangan lupa mampir ke butik setelah kau pulang kerja ya !” seru Ziggy mengingatkan sebelum aku meninggalkan apartemennya. Aku kembali dengan perasaan hangat, je t’aime Ziggy !.
tous les soirs Il m’emmene danser.
Dans des endroits trés tres gais.
ou il a des tas d’amis.
Oui, je sais, il aime les garçons
je devrais me faire une raison, essayer de l’oublier,….mais
Aku berlari kecil menuju butik tempat Luc bekerja, karena pengunjung cukup ramai, cafe tempatku bekerja tutup sedikit lebih lama dari semestinya. Aku menemukannya berdiri menungguku di depan Butik Armani tempat dia bekerja.
“Pardon moi !” seruku meminta maaf.
“Pasti pengunjungnya ramai kan? ” tukasnya menebak.
“Oui, banyak bonus !” seruku tertawa.
“Ayo tuan putri !” serunya mengulurkan tangan, sambil berjalan kami menari-nari bagai sepasang anak kecil , kami menuju Les Bleu, sebuah klub tempat Luc biasa mengajakku berdansa, menari dan bergembira, tempat yang mengasikkan, begitu meriah, penuh dengan cahaya lampu, disana teman-teman Luc berkumpul. Begitu kami masuk, kami langsung disamput oleh teman-teman Luc.
Dia tampak terkejut saat melihat seorang cowok, kemudian memeluk pria itu dengan erat, dan mereka pun berdansa dengan mesra. Ya! memang benar, Luc adalah seorang gay, dia menyukai sesama lelaki, seharusnya alasan ini cukup bagiku untuk segera melupakan cintaku padanya. Luc mengatakannya dengan jujur padaku setelah untuk ketiga kalinya tanpa sadar aku mengutarakan cinta padanya. Dia sangat terbuka akan kehidupan pribadinya itu, seharusnya aku lebih baik mencoba untuk melupakan cintaku padanya, tetapi…..
Ziggy, il s’apelle Ziggy.
Je suis fole de lui
C’est un garçon pas comme les autres.
Mais moi je ‘aime c’est pas d’ ma faute.
Même si je sais, qu’il ne m’ aimera jamais
“Ziggy !” aku memanggil Luc, dia menoleh ke arahku. Aku menunjukkan jam dinding telah menunjuk kearah pukul 2 dini hari, dia tersenyum. mengucapkan beberapa patah kata, sebelum mengecup pipi cowok teman istimewanya itu.
Dia menghampiriku.
“Waktunya pulang Tuan Putri ?” tanyanya.
Aku mengangguk, “Let”s go home !” serunya dengan kocak, kami semua tertawa melihatnya.
Oh Ziggy, dia benar-benar pria yang lain dari pria-pria yang pernah ku kenal, aku tidak pernah menyesal mencintainya sepenuh hati, meski aku sangat menyadari, dia tidak akan pernah mencintaiku sebagaimana aku mencintainya.
oh darling!
ReplyDeletej' adore!
bagus bgt ceritanya...
i enjoy it very much!
merci mon ami :)
@ GoGo. Ntuh cerpen udah lama gue buat Go, kira2 3 tahun yang lalu hehehehehehe, karena gue suka banget ma lagunya Celine Dion ntuh hehehehehe.
ReplyDeleteB, that's really sweet story! believe it or not itu pernah kejadian sm gw waktu gw ikut EF high school year dulu. hehe, waktu itu aku pernah punya temen co yg baiik banget, kita ketemu waktu acara gothic night. dia sering curhat ke aku soal dia yg sering dikata2in sama temen2nya dan dia juga suka dengerin curhatanku kalau aku lagi kena bullying disana. hehe, anyways i fell for him then ... di minggu trakhir aku disana, aku mau nyatain prasaanku ke dia. aku minta temenku untuk tanya apa dia udah punya ce atau belom soale aku sering liat dia jalan sama seorang ce. pas temenku nanya 'loe berdua pacaran ya?' dia jawab 'oh, enggak, aku gay.' hikz!! but then, even though i didn't say it to him, as if he knew he gave me a long big bear hug when we said goodbye ... he's a really sweet friend, hehe :) :) :)
ReplyDelete@ Phie. Owhhhh. Kira2 sama gak ea dengan gue yang mencintai cowok straight? Tetep aja gituh gue suka, ngarep, meski gue tau sampe kapan pun dia ga bakalan notice gue huehehehehehehe.
ReplyDeleteNGIN CEPAT JADI JUTAWAN YUK MARI GABUNG SEKARANG JUGA
ReplyDeleteKharismaPoker Menjadi SitusBandarQQ Online Terprcaya Indonesia
Promo yang diberikan :
Minimal DP dan WD Rp. 20.000.
Support bank lokal : BCA, BNI, BRI, MANDIRI, dan DANAMON.
Bisa dimainkan di iPhone, Android, PC / Laptop.
Kami Menyediakan 5 game Dalam Satu User ID
*POKER
*DOMINO99
*BANDARQ
*BANDARPOKER
*BANDAR66
DISINI
Siap Melayanani Anda 24 jam
Bonus REFERRAL 20% setiap minggunya (seumur hidup)
Bonus CASHBACK 0.3- 0,5% setiap hari
Contact resmi kharismaPoker :
LIVE CHAT ; DISINI
Telp :+85587983703
BBM ; khpk02
WA : +85587983703
LINE ; khpk02
DISINI