ANOTHER STORY #9 (FINAL CHAPTER)

"Bi, kapan Kevin pulang dari Bandung?" tanya Fajar.

"Yang pasti seminggu sebelum Lebaran dia udah pulang kok"

"Iya, Iin udah ngajakin buka puasa bareng, katanya Bayu juga pulang lho"

"Jujur ya, sebenernya aku lebih suka Kevin di Bandung dari pada dia pulang, suka bikin rese"

Fajar tertawa. Sudah 7 tahun berlalu, Kevin sekarang kuliah di Unpad ambil jurusan HI, dia agak jengkel karena aku batalin ambil kuliah di Bandung juga, soalnya Ayahku memaksaku untuk kuliah di Unsri. Ivan dan Fajar sama-sama ambil Jurusan Tekim di Unsri, sebenarnya aku juga, tapi ga lulus, malah masuk Pertanian, oh deritaku, Fajar yang puas ngakak begitu tau aku lulus di Pertanian.

Kami berempat (kalau Kevin pulang) masih suka main video game, meski sekarang kami sudah bukan ABG lagi. Banyak kenangan di video game itu, pernah aku dan Kevin hampir ditodong pake parang sama garong di game center hehehehehehe tapi kami berdua masih ga kapok-kapok juga.

Tapi kenangan yang selalu membekas di hati dan ingatanku adalah Sang Kakak Misterius, Bang Rendi. Sejak Bang Rendi meninggalkan Palembang, aku tidak lagi mendengar kabar darinya, tak ada surat, tak ada telepon, sim-card hp itu diambil Bang Rendi dan hp-nya diberikan padaku sebagai kenang-kenangan, yang aku ingat hanya usapan tangan Bang Rendi di kepalaku sebelum sedannya meluncur kembali ke Jakarta, sepertinya aku melihat Bang Rendi menangis, tapi aku rasa ga mungkin, dia kan cowok dewasa.

"Bi, kenapa muka loe merah gitu, dan, oalah hp jadul itu masih loe simpan?" Fajar meledekku.

"7 tahun yang lalu hp ini barang mahal tau!" semburku.

"Kamu tuh harus menghargai kenangan loh Jar" timpal Ivan.

"Masih keinget ya Bi?" tanya Ivan.

Ivan memang yang paling tau isi hatiku, maklum, kami sudah bersahabat sejak masih SD.

"Mungkin sekarang Bang Rendi sudah punya anak ya" ujarku.

"Mungkin, kan sekarang umurnya kira-kira 28 tahunan" jawab Ivan.

"Ngomongin apaan sih?" tanya Fajar.

"Udahan yok, kita belum sholat dzuhur nih Bi, aku ma Fajar sholat dulu ya, ntar ketemuannya di mana?" tanya Ivan.

"Langsung aja ke rumah Kevin ya, aku mau pulang dulu" jawabku.

"Jangan keluyuran ya, awas loh. Nanti Mama Kevin marah kalo kita telat ikutan buka bareng Keluarga Aditya" Ivan mengingatkan.

"Iya!" jawabku.

Keluarga Kevin emang keluarga paling ramah yang pernah kukenal, setiap ada acara pasti kami wajib hadir, terutama aku, kalo dalam seminggu aku ga mampir pasti kena marah, mungkin dengan melihatku kerinduan akan anak kesayangan mereka sedikit berkurang, seolah-olah Kevin ada di sana, emang sih aku dan Kevin kemana-mana hampir selalu bareng, ternyata diumur 21 tahun ini aku masih loveable. Hehehehe jadi ge er.

Aku sibuk memainkan Charlotte, tokoh game favoritku di Samurai Shodown 2.

"Masih tetap saja seorang Bocah" dan aku merasakan ada tangan mengacak-acak rambutku.

HAH?! MASA SIH?!! GAK MUNGKIN!!!


"Apa kabar Tobias?" seru wajah dengan senyuman hangat yang masih terukir jelas dalam ingatanku. Dengan cepat aku langsung memeluk sosok itu, masa bodoh sama orang-orang yang ada di video game itu.



"Ga apa-apa nih kamu menginap bareng Abang malem ini Dek?" tanya Bang Rendi.

"Ibu pasti tau kalo aku ga pulang, aku pasti nginep di rumah teman, aku bukan anak SMP lagi Bang"

Aku menelpon ibuku.

"Kamu masih menyimpan hp itu Dek?!"

"Ini kan warisan Abang yang paling berharga" jawabku tersenyum.

Bang Rendi mendekapku. Aku melihat cincin yg melingkar di jarinya.

Aku tersenyum.

"Berapa umur anaknya Bang?" tanyaku.


"3 tahun. Namanya Tobias"

"Wah? Sama kayak aku dong" aku tertawa.

"Makanya dia ingin ketemu sama Tobias senior, kamu suka anak-anak kan?"

Aku tertawa geli.

"Kok tertawa?"

"Pertanyaan Abang itu sepertinya Abang mau melamarku. Coba deh, kamu suka anak-anak kan? hahahahahahahahaha"

Aku tertawa lagi waktu melihat wajah merah padam Bang Rendi. Ada juga yang tidak berubah dari Bang Rendi.

"7 tahun lalu kau juga bilang begitu dasar kau bocah bandel"

"Ayo ceritakan padaku Bang selama ini Abang ngapain aja di Perancis, dan tentang keluarga Abang, si Tobi junior juga. Istri Abang jangan-jangan orang bule ya?"

"Itu adalah sebuah kesalahan Bi. Kami teman sekerja, sama-sama masih single, dan kamu tau lah Dek pergaulan orang luar, clubbing, mabuk, iya suka sama suka, kejadian deh hehehehehe. Abang kesannya perilakunya jelek banget ya Bi?"

"Wajar kok Bang, mungkin Tobi jga akan ngelakuin hal yang sama kok jika lingkungannya begitu."

"Masih sok bijak kamu ya hahahahahaha. Abang orang yang bertanggung jawab dan Abang tidak setuju jika Sarah menggugurkan kandungannya, kami coba untuk menikah dan hidup bersama, tapi karena pada dasarnya kami tidak saling mencintai, akhirnya kami bercerai setahun yang lalu, Sarah bertunangan lagi dan sekarang tinggal di Inggris. Tapi kesalahan itu memberikan aku Tobias junior. Jadi itu mungkin adalah kesalahan terindah dalam hidupku"


"Kenapa masih dipakai cincin-nya?"

"Melindungi diri Dek, begini-begini aku laris loh hahahahahaha"

Kami tertawa geli.

Bang Rendi memelukku, sama sepertiku, sepertinya dia merindukanku juga. Dan aku sekarang yakin akan semua yang telah terjadi dan aku rasakan.

"Sebenarnya tadi Abang mau langsung ke rumahmu, tapi ntah mengapa Abang kok yakin aja, pasti kamu ada di video game itu, ternyata Abang ga salah Dek, kamu ga berubah sama sekali ya, kecuali sekarang kamu udah dewasa, bukan bocah lagi, tapi sifat bocahmu masih belum hilang juga."

"Untuk apa berubah kalo perubahan itu tidak untuk kebaikan Bang."

"Tuh, masih sok bijak kamu."

Aku cuma nyengir doang.

"Aku punya waktu 2 Minggu menyelesaikan kerjaanku di Jakarta sebelum pulang ke Paris, kasihan Tobias kecil, dia kurang suka tinggal di Paris hanya bersama kakek-neneknya. Apakah waktu itu cukup untuk meyakinkanmu ikut denganku menemui junior mu? Bukankah sekarang libur panjang pergantian semester?"

Aku menyenderkan kepalaku di dada Bang Rendi.

"Aku bukan bocah lagi kan Bang?" tanyaku.

"Keluargamu? teman-temanmu?" Bang Rendi mengusap kepalaku.

"Suatu saat juga kami akan menjalani hidup masing2 kan? Dulu aku masih Bocah Bang, sekarang aku adalah lelaki dewasa" jawabku tersenyum.

"Jadi? Sekarang kamu mau ikut dengan Abang?"

"Kan cuma buat liburan semester Bang?"

Bang Rendi tersenyum.

"Sesudah liburan semester nanti kamu pulang dong?"

Aku mengangguk.

"Jika kamu sudah tamat kuliah?"

"Kemana pun Tobi akan ikut"

"Sepertinya aku baru saja melamarmu dan kau bilang ya" seru Bang Rendi.

Aku melempar Bang Rendi dengan bantal. Dan kami berdua tertawa geli sampai mata kami basah oleh air mata.

"Ada apa Bi?" tanya Bang Rendi saat aku mebaca sms di hp-ku.

"Kevin, besok dia pulang. Apakah masih ada satu tempat lagi untuk penerbangan ke Paris?" tanyaku dengan muka memelas.

"Bahkan untuk 3 orang lagi ada kok" Bang Rendi tersenyum.

Aku tau, Bang Rendi memahami betapa aku menyayangi ke-3 sahabatku itu.


"Thanks God. Kevin bisa membunuhku jika aku lebih dulu mengunjungi Paris sebelum dirinya. Menapakkan kaki di Kota Paris adalah salah satu impian besarnya"

Bang Rendi tertawa geli melihat ekspresiku.

"Kenapa juga kamu mau selalu nurutin kemauannya dia?"

"Ga tau Bang, mungkin di kehidupan sebelumnya kami ini sodara kembar hehehehehehehe" aku nyengir.

"Masih seperti dulu. Selalu saja pandai menjawab"

Bang Rendi menarikku kembali dalam dekapannya.

"Aku mau mendengarnya Bi..."

"Aku sayang Bang Rendi"

Kemudian aku pun tertidur dalam dekapan Bang Rendi untuk kedua kalinya setelah 7 tahun lamanya.




SELESAI



TAMBAHAN (never been published):

Akhirnya yang berangkat ke Paris hanya Aku, Bang Rendi, dan Kevin, Ivan dan Fajar keburu ambil semester pendek dan ga bisa dicancel, lagipula Fajar ga suka bepergian jauh. Kevin? Begitu tau dapet tawaran ke Paris ntuh anak ga bisa tidur dan sikapnya jadi manis banget hihihihihihihi. Tobias kecil CAKEP BANGET!!!!!! Gue jadi minder abis tuh bocah pake nama mirip ma gue (>.<)

Comments

  1. Aaaww B,
    that is oh so sweeeeet.. *hugs*
    liat dong fotonya si Abang hihihi

    ReplyDelete
  2. Aduh, B ... gw meleleh!! huaaaahh ... sweet banget ceritanyaa ... T_T akhirnya, Tobias bisa juga bilang ke Bang Rendi kalau Tobias sayang Bang Rendi. *sigh* ini bener2 ending paling TOP! Apalagi kalo ada lagu 'Just Like Heaven', huuuwww ...!

    ReplyDelete
  3. Orang bilang Paris tuh "The city of love" loh, bener gak siyy, klo ke Paris tuh bawaannya jatuh cinta mlulu...

    ReplyDelete
  4. mau donk ditraktir ke Paris ahahaha....

    ReplyDelete
  5. @ GoGo. Cuma yg satu ntuh yg ga mau gue kasih liat ixixixixixixixi karena sejujurnya aku sudah melupakannya bertahun-tahun yg lalu.

    @ whiteowl. Gyahahahahaha. Gue mengakhirinya dengan happy ending meski kelanjutannya penuh dengan cucuran air mata huehehehehehehe :p

    @ gay-bali. Iyaaaaaaaa.

    @ pink. Maunya? Gue juga mau berkali-kali huehehehehehehehe.

    ReplyDelete
  6. seru menarik ga bosen ... pgn erwin ( teman romantis hehehe) ky gtu tp ga ush ke paris jg gpp, asal dia setia :*

    ReplyDelete
  7. seru menarik ga bosen ... pgn erwin ( teman romantis hehehe) ky gtu tp ga ush ke paris jg gpp, asal dia setia :*

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

AKU DAN POLISI(KU)

PIN TRAIN BBM FOR MEN EDISI THANKSGIVING

MANTRA